Selasa, 31 Mei 2016

Pentingnya Belajar Kepariwisataan di Jurusan Sastra Inggris

Bahasa Inggris adalah Bahasa Internasional 

https://www.youtube.com/watch?v=M6ul0YXliOI

Bahasa adalah komunikasi, bahasa inggris merupakan bahasa paling banyak digunakan dalam berkomunikasi secara internasional. Paling tidak hal itu yang terjadi saat ini. Pertanyaan, mengapa bahasa inggris menjadi bahasa internasional, kenapa harus bahasa inggris?
Ada beberapa alasa kenapa bahasa inggris dijadikan bahasa internasional. Diataranya karena bahasa inggris merupakan salah satu bahasa tertua yang ada di dunia dan berasal dari dataran britania yaitu sekitar abad ke 8. Selain bahasa inggris merupakan bahasa tertua yang ada di dunia, bahasa inggris mempunyai perkembangan kosa kata yang sangat pesat. Menurut tim riset gabungan peneliti Havard University dan Google mencatat penambahan kosa kata bahasa tertua di dunia itu mencapai 8.500 kata pertahun. Kini jumlah total telah mencapai 1.022.000 kata. itu merupakan jumlah kosakata yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan negara kita tercinta ini. jika dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Menurut pusat bahasa kemendikbud yang baru baru ini telah selesai dan menerbitkan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi ke empat dengan total jumlah kosa kata yang terdapat di dalamnya cuma berkisar 91.000 kosa kata, kamus edisi ke empat ini merupakan pengembangan dari edisi sebelumnya yang hanya mencakup 82.000 kosa kata. memang perkembangan jumlah kosa kata ini lah yang menjadi patokan layak atau tidaknya sebuah bahasa dianggap sebagai bahasa internasional. Tentu tanpa memasukkan unsur bahasa daerah yang ada di Indonesia.
Selain itu Negara Inggris merupakan negara yang maju Hal itu terlihat dari inovasi dan penyebaran ilmu pengetahuan yang banyak dari Negara barat. Ilmuwan-ilmuwan, essay-essay, invention, dan inovasi yang di Negara barat sana perkembangannya sangat cepat. Dulu juga berlaku begitu ketika dunia keilmuan dikuasai Arab > bahasa arab, latin > bahasa latin, Yunani dan seterusnya. Penggunaan bahasa Inggris menjadi hal seolah wajib jika ingin mengikuti perkembangan.
Fakta juga mengatakan bahwa Negara Inggris adalah negara yg paling banyak jajahannya diseluruh dunia. Oleh sebab itu bahasa inggris sangat familiar dan lebih banyak digunakan diberbagai Negara, terutama Negara jajahan Inggris. Makanya  bahasa inggris lebih cepat menyebar ke berbagai belahan dunia.

Jurusan Sastra Inggris mempelajari dengan detail segala bidang seperti menulis, membaca, menyimak, tata bahasa, kosa kata, berbicara, pelafalan dan lain sebagainya. Disamping itu, dalam Jurusan Sastra Inggris juga mempelajari tentang Kepariwisataan. Mengapa kita mempelajari Kepariwisataan di Jurusan Sastra Inggris? Salah satu prospek kerja lulusan Sastra Inggris yang menjanjikan adalah sektor pariwisata. 

Bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional tentu saja memiliki peran vital dalam industri pariwisata. Mengapa demikian? Di dalam industri pariwisata, wisatawan datang bukan hanya dari dalam negeri melainkan dari manca negara. Untuk itu, diperlukan penguasaaan bahasa Inggris yang baik untuk melakukan interaksi kepada wisatawan asing.

Pelaku pariwisata harus memiliki kecakapan berbahasa Inggris. Di bawah ini adalah beberapa pelaku pariwisata yang perlu memiliki kemampuan berbahasa Inggris :

Resepcionist
http://solaris-hotels.com/hotel/bali/career

Receptionist dan kasir dibagian front office di hotel. Pekerjaan seorang receptionist tersebutadalah pekerjaan administrasi di kantor depan yang bertugas menyambut tamu atau klien yang berurusan dengan pihak hotel baik domestik maupun mancanegara.. Dapat dipastikan bahwaklien atau tamu yang berasal dari mancanegara mengunnakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar untuk menyampaikan kebutuhannya walaupun mereka ditemani pemandu (tour  guide). Tugas seorang receptionist tersebut adalah menjelaskan kebutuhan tamu, seperti produk dan jasa layanan apa saja yang akan diberikan, menjawab telepon yang masuk, mengatur  pertemuan, dan lain lain. Jelas sekali diketahui ternyata seorang receptionist di front office tersebut harus mampu, cerdas, dan energic didukung dengan kemampuan berbahasa Inggris untuk menyelesaikan semua tugas-tugasnya. Perlu diketahui bahwa kemampuan berbahasa inggris sesuai dengan yang dibutuhkan seorang receptionist harus mempunyai skor minimum yaitu pengguna bahasa yang cukup. Artinya bahwa pengguna bahasa bahasa tersebut dapatmenggunakan bahasa yang dapat dimengerti secara umum. Dapat berkomunikasi dengan hal-halyang berhubungan dengan bidang yang mereka kerjakan, percakapan sehari-hari,mengidentifikasi pesan, dan presentasi – presentasi.

Tour Guide/Guidance
http://www.wellsgraytours.com/so-you-want-to-be-a-tour-guide-or-tour-director/
 
Bagi seorang tour guide, penguasaan bahasa Inggris ini harus lebih baik lagi oleh karena sebagaimana diketahui bahwa seorang tour guide banyak bekerja sebagai informer atau pemberi informasi yang banyak dan luas cakupannya. Pada prinsipnya seorang tour guide adalah orang yang bekerja sebagai pemimpin turis; pelancong yang melakukan perjalanan mengelilingi suatu tempat seperti desa, kota, museum, atau tempat wisata lainnya. Selain itu seorang
tour  guide juga pemimpin turist dalam perjalanan wisata yang terprogram dengan jangka waktu yang ditetapkan baik daerah maupun luar daerah dan internasional. Jika mereka pemandu wisata disuatu musium maka mereka disebut sebagai
docent yaitu pemandu yang menjelaskankeberadaan seisi museum serta sejarah benda museum tersebut dengan segala penjelasannya.Selain itu tour guide juga banyak bergerak dibagian paket – paket liburan. Sebagai seorang tour  guide harus mampu mengetahui dan menjelaskan kebudayaan, cerita cerita (folk story) dan sejarah daerah setempat. "ntuk keberhasilan kegiatan tour ini , seorang tour guide harus bersifat sabar dan memiliki kemampuan bahasa inggris yang baik, serta dapat terlibat dalam komunikasi umum(public speaking), social, akademis dan hal – hal yang bersi!at tertentu. Tentu seorang tour guide harus terus konsisten meningkatkan pengetahuannya serta kemampuan berbahasa inggrisnya secara terus menerus. Kemampuan bahasa Inggris sesuai standar yang disarankan minimum    adalah   sebagai  pengguna  bahasa  yang  berani.
 
Kita mengetahui bahwa negara kita ini adalah negara yang penuh dengan keindahan alamnya, banyak tempat-tempat yang dijadikan tempat pariwisata. Maka dari itu sudah tidak heran jika banyak turis dari berbagai negara berkunjung di negara kita untuk berpariwisata menikmati keindahan alam Indonesia. Seperti pulau Bali, Lombok, Irian dan masih banyak lagi tempat periwisata yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Kita perlu mengetahui betapa pentingnya kita sebagai masyarakat Indonesia menguasai bahasa inggris untuk dapat berkomunikasi dengan turis yang datang untuk berpariwisata. Jadi tidaka akan terjadi kesalahpahaman jika kita menguasainya.
 
 
source :
https://www.academia.edu/10698705/Kemampuan_Bahasa_Inggris_Bagi_Pelaku_Wisata 
http://retno9293.blogspot.co.id/2014/05/pentingnya-menguasai-bahasa-inggris.html


Senin, 30 Mei 2016

Produk "Made by Indonesia"

Tas



Tas ini saya beli di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Cakung, Jakarta Timur. Tas ini adalah produk Indonesia yang sepertinya dibuat di salah satu home industry di daerah ini karena PIK merupakan Kawasan Industri kecil yang mayoritas warganya memiliki home industry sendiri. Saya kira dengan harga Rp. 50.000  tas ini cukup berkualitas walaupun tas ini bukanlah tas branded. Saya memilih tas ini karena modelnya yang simple dan bahannya yang bagus. Tali tas ini terbuat dari bahan kulit yang cukup halus. 

Dompet
Dompet dengan motif bunga-bunga ini adalah pemberian dari teman kakak saya. Saat itu, H-1 hari Raya Idul Fitri tahun lalu, saya membantu kakak saya berjualan baju batik di bazaar Ramadhan di kawasan PIK Jakarta Timur, tepat di seberang lapak jualan kakak saya, Mas Firman, begitu saya memanggilnya, menjual dompet dengan harga yang murah, yakni Rp. 20.000,-.  Dompet-dompet tersebut sangat beragam corak dan warnanya. Salah satunya adalah motif bunga warna-warni dengan warna dasar hitam ini. Dompet buatan home industry PIK (Perkampungan Industri Kecil) Cakung ini memiliki kualitas yang cukup bagus walau dijual dengan harga miring.

Bingkai


Bingkai hitam ini saya beli dengan harga 50.000 rupiah. Saya rasa, hasil karya pengrajin bingkai Indonesia ini terbuat dari kayu jati dengan potongan yang rapih dan dibalut cat dengan warna hitam. Saat disentuh, bingkai ini akan terasa halus dan terlihat kuat. Dengan meletakkan gambar, foto atau poster di dalamnya, benda ini akan memperindah ruangan. Saya adalah type orang yang menyukai pemandangan hijau pepohonan. Dengan memanfaatkan gambar dari kalender bekas, saya berhasil menyulap kertas tak terpakai menjadi hiasan dinding yang menyejukkan mata berkat bingkai ini. 

Al-quran (Bandung)

Di dalam keluarga saya, terutama ibu saya, mengharuskan anak-anaknya membaca Al-Qur’an setelah sholat maghrib. Dulu saya memang agak malas jika harus membaca Al-Qur’an, namun karena paksaan orang tua yang terus menerus, membaca Al-Qur’an setelah sholat Maghrib menjadi suatu kebiasaan saya sehari-hari. Al-Qur’an kecil terbitan bandung ini sudah menjadi kawan saya setiap selepas menunaikan ibadah sholat maghrib. Al-Qur’an berwarna soft-orange ini adalah Al-Quran favorit saya karena bentuknya yang kecil sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana. Di dalamnya juga dilengkapi dengan terjemahan sehingga tidak hanya membacanya saja, saya juga terkadang membaca terjemahannya untuk mengethui makna dari seriap ayat yang saya baca. Meskipun tulisannya kecil-kecil, namun dengan kulaitas tinta yang bagus Al-Quran ini sangatlah jelas untuk dibaca. Saya mengatahui Al-Qur’an ini diproduksi di Bandung karena di dalamnya tertulis “Penerbit DIPONEGORO Bandung, Jawa Barat”.

Kipas Angin Cosmos
Dari merknya, mungkin orang mengira bahwa Cosmos adalah produk Jepang. Namun siapa sangka, Cosmos merupakan merek alat elektronik yang bukan hanya “MADE IN INDONESIA” tapi juga “MADE BY INDONESIA”. Pada awalnya, saya juga mengira bahwa Cosmos addalah buatan Jepang,  lalu saya mencari tau dari mana produk ini berasal dari keterangan yang terdapat pada bagian belakang kipas angin yang saya punya ini. Tak sampai disitu, saya juga mencari tahu dari beberapa sumber di internet  dan keraguan hati saya terobati setelah menemukan beberapa artikel yang membahas tentang produk Indonesia yang satu ini.
Ketika mendengar kata Cosmos, saya teringat dengan slogan Cosmos yang ada di televisi '…. idenya Cosmos. Cosmos sendiri merupakan brand dari produk produk PT Star Cosmos. Secara nasional Brand Cosmos sudah dikenal masyarakat kita. Cosmos dikenal sebagai produk-produk elektronik dengan mutu yang baik.
PT Star Cosmos pemilik brand Cosmos didirikan tahun 1976 dengan pabrik pertama di daerah Tangerang. Pabrik ini beroperasi untuk memproduksi dan assembling : kipas angin, sarana penyimpan beras, juicer, blender, dan toaster. Pada tahun 1991 Cosmos melakukan transfer teknologi dengan Goldstar (sekarang LG) untuk meningkatkan kualitas, dan sistem kerja dalam produksi barang-barang Cosmos. Dan pada tahun 1996, Cosmos berhasil mendapatkan pengakuan SNI (Standar Nasional Indonesia) untuk produk Sarana Penyimpan Beras. Prestasi lainnya, Cosmos mendapatkan Gold Award dari Indonesia Good Design Selection untuk produk Sarana Penyimpan Beras (Cosmos Bio)pada tahun 2003. Penghargaan ini diselenggarakan atas kerjasama dengan pihak kemenperindag (Kementerian Perindustrian dan Perdagangan). Gold Award kembali diperoleh pada tahun 2004 untuk produk Juicer 366. Penghargaan ini diperoleh untuk kategori home appliances electric danWaranca untuk non electric. Cosmos juga berhasil menjadi produsen kipas angin pertama yang mendapatkan Safety Sertifikat Indonesia (SNI), yang merupakan pengakuan pemerintah atas standar kualitas, dan keselamatan yang tinggi. 

Rice Cooker Miyako

 
Seperti halnya Cosmos, saya pun mengira Miyako adalah produk Jepang. Miyako adalah buah karya anak bangsa yang cukup membanggakan. Meskipun Miyako bukan berasal dari Jepang tetapi memiliki kualitas yang prima layaknya produk dari Jepang, ini semua terbukti dengan diterimanya Miyako oleh penggunanya di setiap negara dimana Miyako di pasarkan. Miyako memiliki macam ragam produk elektronik, yang menjadi identik dengan Miyako adalah produk pemanas dan penanak nasi (rice warmer dan rice cooker).
Bagi anak kost seperti saya, rice cooker ini sangat beguna bagi kehidupan sehari-hari. Tidak hanya memasak nasi, dengan rice cooker Miyako ini saya juga bisa merebus air, menghangatkan makanan seperti sup, memasak mie instant atau pasta dan membuat roti bakar. Dengan harga Rp. 230,000 ,- rice cooker ini  memiliki kualitas yang memuaskan.

Kaos Joger Bali

 
Ketika saya melakukan study tour SMA ke Bali, kami mampir ke pusat perbelanjaan yang hanya ada di Bali yaitu JOGER. JOGER adalah nama took sekaligus produsen oleh-oleh seperti baju, sandal, sepatu, tas, topi dan pernak-pernik lainnya yang menonjolkan kesenian kata-kata. Oleh karena itulah JOGER memiliki slogan yaitu “pabrik kata-kata”.
Kaos oblong abu-abu ini saya beli seharga Rp. 80.000,-. Saya meilih kaos ini karena sesuai dengan selera saya. Kaos ini nyaman dipakai dan memiliki motif Koran di bagian depannya.

Mukenah (Pekalongan)
 
Sebagai umat muslim, sholat 5 waktu adalah suatu kewajiban yang harus dijalankan. Sebelum saya melanjutkan studi ke universitas Gunadarma, ibu saya membelikan mukenah merah muda ini. Beliau berharap agar saya lebih rajin beribadah. Mukenah dengan bordiran bunga ini mungkin terbuat dari bahan parasut dengan campuran bahan lain karena tidak panas saat digunakan. Tidak seperti mukenah berbahan parasut pada umumnya yang tipis, mukenah ini agak tebal sehingga tidak transparan saat dipakai. Sudah hampir satu tahun saya memakai mukenah ini namun tampaknya mukenah ini masih baik-baik saja dan tidak mengalami kerusakan seperti sobek atau karetnya yang menjadi longgar. Melalui labelnya saya mengetahui bahwa mukenah ini adalah produk Indonesia karena tertulis  tempat produksinya yaitu Pekalongan.

Lipstick purbasari (Tangerang)

 
Lipstick berwarna merah muda ini adalah produk Indonesia yang hampir setiap hari saya gunakan. Lipstick ini menurut saya memiliki kualitas yang cukup bagus. Walaupun harganya sangat terjangkau, namun lipstick ini longlasting. Bagi kalian yang memiliki selera warna lipstick yang mate dan tidak memberikan kesan glossy pada bibir, lipstick ini sangat recommended untuk kalian. Pada box lipstick ini tertulis “Diproduksi oleh/ Manufactured by : PT Cosmar Tangerang, Indonesia.

Perfume “Tokyo Night”

Walaupun merknya “Tokyo Night”, namun parfum ini adalah produk asli Indonesia. Tulisan “Everlasting Fragrance” pada box parfum ini ternyata benar adanya. Wanginya yang lembut dan tidak lebay sangat cocok dengan selera saya dalam hal memilih parfum.

Celana jeans cardinal (bandung)


Celana jeans biru dongker ini adalah celana jeans favorit saya. Kakak saya membelikan celana jeans ini sekitar  2 tahun lalu dan sampai sekarang masih sering saya pakai. Material jeans yang digunakan untuk membuat celana ini halus dan tidak kaku sehingga nyaman digunakan. Bagi saya yang mencuci dengan tangan, celana jeans ini tidaklah merepotkan untuk dicuci karena tidak berat. 
 
Komik Kambing Jantan (Raditya Dika dan Dio Rudiman)
Menurut saya, komik adalah novel berbasis grafis. Daripada membaca novel, saya lebih suka membaca komik karena ada gambarnya. Memang  sedikit kekanak-kanakkan, namun apa boleh buat, saya tidak bisa membohongi diri saya sendiri. komik ini ditulis oleh Raditya Dika dan diilustrsaikan oleh Dio Rudiman yang dua-duanya merupakan orang Indonesia asli. Di tengah persaingan sengit komik-komik Jepang dengan anime-animenya yang seru, saya lebih memilih karya anak bangsa yang satu ini. Kelebihan komik ini adalah ilustrasi gambarnya yang bagus dan menyerupai asli serta ceritanya yang seru dan sangat khas dengan kehidupan anak muda Indonesia. Saya harap karya anak bangsa di bidang seni sastra dan grafis ini bisa bersaing di kancah internasional.

Longdress Batik Pekalongan


Longdress cantik ini dijual dengan harga Rp. 200.000,- namun karena kebetulan kakak saya adalah pemilik toko batik yang menjual lonngdress ini, jadi saya tidak perlu membelinya. Dia memberiku longdress ini sekitar 2 bulan lalu. Saya sangat menyukainya karena nyaman dipakai dan modelnya yang anggun. Motif batik yang didominasi dengan warna coklat dan putih kekuningan ini sangat cocok dengan kombinasi bahan polos hitam. Longdress ini adalah produk asli Pekalongan yang tidak diraguakan lagi kualitasnya. 3 buah kancing dibagian dada yang dibungkus oleh bahan batik juga membuat kesan lebih berseni dan bernilai estetik tinggi. 


Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, negara kepulauan yang menghubungkan dari Sabang sampai Merauke. Dari pulau–pulau tersebutlah menghasilkan banyak sumber daya alam karena di setiap pulau berbeda akan kekayaan sumber daya alamnya. Namun, penyebaran penduduk di Indonesia belum merata khususnya di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua, penduduknya tidak sepadat di Jawa. Program transmigrasi pun banyak dilakukan oleh pihak pemerintah untuk masyarakatnya, guna untuk pemerataan penduduk.
Hasil atau produk Indonesia pun sebenarnya kaya dan menghasilkan produk–produk yang berkualitas. Tentu yang seharusnya produk Indonesia itu menjadi tuan rumahnya di negeri sendiri. Namun, banyaknya monopoli dunia, produk luar negeri lebih memegang peranan pasar sehingga menjadikan minat masyarakat cenderung ke produk luar negeri.
Indonesia mengalami kendala mengenai produk dalam negeri yang kalah saing dengan luar negeri yang seharusnya bisa menjadi tuan rumah Indonesia yaitu kurangnya kesadaran masyarakat tentang pemakaian produk local karena kebanyakan dari masyarakat Indonesia lebih banyak mengkonsumsi atau menggunakan produk luar daripada dalam. Serta gaya mewah yang terjadi apabila memakai produk luar. Yang terjadi di Indonesia, apabila memakai produk luar itu berkesan elegan dan mewah karena harganya yang cenderung lebih tinggi dan kualitas yang dijanjikan telah bagus dan menyebar di seluruh dunia.
Kendala lain yaitu bahan dasar pembuat produk masih jarang atau bahannya sedikit. Ini juga bisa menimbulkan masyarakat lebih nyaman menggunakan produk luar karena produknya lebih banyak di pasaran daripada produk lokal yang hanya terdapat di gerai–gerai tertentu. Berbeda dengan produk luar yang beredar atau tersedia di hampir semua gerai kecantikan.
Penyebab Indonesia harus mengembangkan produk lokal agar memungkinkan menjadi tuan rumah Indonesia yaitu Indonesia tergerak untuk ikut maju bersama dengan negara maju lainnya. Seharusnya kita harus sebagai warga negara Indonesua harus bangkit dan bangga dengan produk lokal yang berkualitas dan menjadi tuan rumah untuk negerinya sendiri sehingga mempunyai rasa kecintaan tersendiri bagi Indonesia. Selain itu, Indonesia juga memerlukan bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan usaha produk lokalnya agar bias menarik minat masyarakat dan kesadaran cinta tanah air.
Kelebihan yang ditawarkan oleh produk lokal antara lain yaitu harga lebih terjangkau karena secara otomatis harga produk local lebih murah dan cocok untuk semua kalangan, baik menengah ke atas maupun menengah ke bawah. Produknya pun tidak keras di kulit, aman untuk dipakai karena sesuai dengan iklim tropis. Kosmetik yang dibuat Indonesia ringan dan baik karena kosmetik yang baik yaitu dampak atau hasilnya tidak secepat prosesnya, jika hasilnya itu cepat dan instan biasanya produk tersebut tidak baik karena produk yang baik membutuhkan waktu dan jeda jaraknya agak lama karena tidak merusak generasi sel–sel kulit.
Keuntungan dari produk negeri bagi masyarakat Indonesia yaitu menambah kecintaan masyarakat terhadap tanah air Indonesia karena dengan membeli produk lokal atau dalam negeri berarti sama saja dengan bangga memakai produk lokal dan mencintai bangsanya sendiri. Selain itu Indonesia juga bertambah kaya dengan produknya yang laris di pasaran dan dapat mensejahterakan pekerja Indonesia.
Oleh karena itu, kita sebagai anak bangsa Indonesia seharusnya mampu mengembangkan dan mengolah sumber daya alam menjadi lebih berguna untuk bangsa Indonesia agar kita tidak selamanya dijajah oleh negara lain, baik secara langsung maupun tidak. Karena pada kenyataannya negara Indonesia itu kaya akan aneka ragam budaya dan sumber daya yang dapat menghasilkan produk local yang baik sehingga masyarakat seharusnya bisa menggunakan yang seharusnya digunakan.
Jadi, produk dalam negeri sangat memungkinkan untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri dengan mengadakan penyuluhan-penyuluhan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cinta tanah air.

I'm in Love with Jogja

YOGYAKARTA (often also called Jogja, Yogya or Jogja) is located in middle of Java Island - Indonesia, where everything is cheap. It's enough with $ 20 per-day, you are able to stay over, eat famous authentic delicious food, and rent a vehicle to explore the pure beaches and thousands of years old ancient temples.
While taking a walk, you can see closely the richness of authentic Javanese culture, the life of friendly humble local people and artists who are making the handicrafts items. For real, Yogyakarta is truly a traveling paradise with a lot of fascination which have not been revealed. Begin your adventure now and discover the treasures of Java.

Yogyakarta, is a popular destination for both domestic and international tourists. It’s a special region located in the island of Java. The city is full of five stars hotels to comfort your sleep, top notch services to ease your travel, a haven for the shopping fanatics and fancy restaurants to satisfy your tongue.
Yogyakarta or simply Yogya, is one of the foremost cultural centers of Java. Located at the foot of the active Merapi volcano, Yogyakarta was in the 16th and 17th centuries the seat of the mighty Javanese empire of Mataram., from which present day Yogyakarta has inherited the best of traditions. The city itself has a special charm which seldom fails to captivate the visitor.

This province is one of the most densely populated areas of Indonesia. The city came into being in 1755, after the division of Mataram into the Sultanates of Yogyakarta and Surakarta (Solo). Gamelan, classical and contemporary Javanese dances, the wayang kulit leather puppet theater and other expressions of traditional art will keep the visitor spellbound. Local craftsmen excel in the arts of batiks, silver and leather work.

The Sultan's palace is the hub of Yogya's traditional life and despite the advance of modernity, it still emanates the spirit of refinement which has been the hallmark of Yogya's art for centuries. Next to the traditional, contemporary art has found fertile soil in Yogya's culture oriented society. ASRI, the Academy of Fine Arts is the center of arts and Yogya itself has given its name to an important school of modern painting in Indonesia, perhaps best personified by the famed Indonesian impressionist, the late Affandi.

Yogya is often called the main gateway to the center of Java where it is geographically located. It stretches from Mount Merapi to the Indian Ocean. There is daily air service to Yogya from Jakarta, Surabaya and Bali as well as regular train service and easy accessibility by road.
She is Jogja, a romantic, charming place; she is the soul of Java Island. Her personality is attractive and impressive, mesmerizing to many. It is no wonder that falling in love with her is just irresistible.
Jogja is a talented teaser, capable of enchanting the heart of anyone visiting her. In just a short time, many have already fallen in love with her. There are reasons why people would refuse to leave her-her simplicity, friendliness, arts and culture, culinary, to her different kind of life rhythm. Jogja gladly witnesses the ups and downs of your youth. She is also the home to thousands of people from across the nation coming over in search for education. What's more, Jogja will also stands by your side while you grow into adulthood and into older ages. Those are what make you crazy in love with her. She is more than just being humble; she is also open for anyone wanting to be part of her.

JOGJA IS HUMBLE AND FRIENDLY
The first impression you'll get during your stay in Jogja is that the city is humble and friendly. She is a lover who knows really good how to steal everybody's heart. Who wouldn't fall for humbleness, especially when it comes with unconditional friendliness? The two things are a matching collaboration growing since centuries ago and continue to grow until present. She will never change, no matter how long you've left her behind. She will always be friendly and humble, just like what you've always known.

JOGJA IS FULL OF ARTS AND CULTURE

While strong influences from the outside world keep permeating into the local culture, Jogja has never easily surrendered. She always manages to preserve the arts and cultural values she has kept since centuries ago. It may seem old-fashioned sometimes, but either you like it or not, those are the two things that keep the life here balanced. Arts and culture are part of Jogja's personality; one that cannot possibly fade away through time.

JOGJA IS PHOTOGENIC

Seen through cameras, Jogja is always charming. Like a beautiful, photogenic photo model, she appears attractive from any perspective. Her charm has never changed through days. The truth is, as days go by, she looks even younger and younger. If this is the way things are, how could one resist from falling in love with her?

JOGJA IS HOME TO INTERESTING PLACES

Almost every corner of the city is just captivating. It is as if she were the mini version of Indonesia. Just think about it: tens of beaches, temples, caves, shopping areas, and historical places are spread around various locations. It is not surprising that exploring these interesting places has been a must-do activity for those visiting Jogja.

JOGJA IS HOME TO SCHOLARS AND STUDENTS

Every year, thousands of scholars and students keep coming to Jogja in search of education. Acclaimed universities and high schools seem to be all in the city, being a home where people from all over Indonesia grow into maturity. Years go by and, consciously or not, we begin to be accustomed to everything going on here, be it the taste for food, personality, to the rhythm of life-all that certainly are different from where people come from. This is the place where scholars and students learn to live independently, far from their parents, until the city eventually leads them to find their true loves.

JOGJA IS MYTHICAL YET ROMANTIC


Anyone who had once resided in Jogja would undoubtedly heard myths about the queen of the Southern Sea, who is believed to be so beautiful and charming, or another myth about the sound of drum band breaking the silence from nowhere at dawn. These myths have spread virally among the people that the city feels mythical. However, behind all those myths, Jogja is romantic. Stories of sunset at the Southern Sea or shopping in Malioboro sound so sweet since they all happen in Jogja.
Jogja has been identified as the city of students since years ago, making her a good friend not only for students but also for anyone living in the city. Jogja is a comfy home for those with limited budget. Nothing deserves your worry as you can eat well only with ten thousand rupiahs.

ALL IS AFFORDABLE IN JOGJA


People from outside Jogja often say, "Ah...everything tastes sweet in Jogja; even plain rice tastes sweet!" This is unsurprising as they are referring particularly to bakpia and gudeg. However, behind her sweet face, Jogja is the center of spicy, hot culinaries-ones that will get your stomach twisting. She also offers culinary from all over the nation, ones that will cure you when you're homesick. Jogja is not just about sweet foods; she is so talented and creative in producing unique foods that you can find probably only here.

JOGJA IS THE PARADISE OF FOOD


It is not exaggerating to say that Jogja is a happy-go-lucky city, where life goes on easily, unrushingly. The rhythm of life here is somewhat slower and calmer, but steady. You wouldn't need to set off much earlier to school or work-the streets are less crowded than other cities. You wouldn't need to rush, either, as this is not where you get military training. You would just need to do everything easily, normally.

JOGJA IS HAPPY-GO-LUCKY


Everyone, from whatever background, is welcomed with open arms in Jogja-from creative children capable of inventing new things, hyperactive children who cannot possibly sit still for just a minute, to those far less active. They will all be given a place of equal comfort and properness. Jogja welcomes everybody, with not a single exception. She is like a foster mother who educates her children to be independent persons. She will never force you to be a Jogjanese; you are the one who will happily take her as your second home as she made you feel accepted and appreciated.

She is too Special to Forget

Be cautious my friend, for Jogja is just like a lover who silently sows the seed of yearning in your heart. Her simplicity teaches us to be a more mature human being, her hospitality comforts us, and her romanticism will always be remembered.
People, or a person like you yourself perhaps, who have come and stayed in Jogja will obviously agree that she is so special. Born with simplicity, she has, without being noticed, become a caregiver for thousands of people and helped them achieve maturity. Later on, at a certain point of time, at which they have left Jogja for years, they will finally realize that she is too special to forget. Jogja is a place that will never let you leave without the desire to return again. Eating at an angkringan (traditional food tenant), meeting humble and friendly people, enjoying the evening or simply chatting about love and the sorrow that follows in coffee shops and affordable 24-hours cafes are fragments of the seeds of longing soaked into the joints of your life without you ever realizing it. Ah... Joko Pinurbo was right after all when he said, "Jogja is made out of yearning, a journey home and angkringan."
Eating at Angkringan

Almost every person who has visited Jogja knows exactly how delicious this tiny and simple wrapped rice is. It's the one that saves people, regardless of their social class, from hunger. It saves not only students running out of monthly pocket money at the end of the month, or a starving pedicab driver, but every single person who wish to feel a boundless simplicity in this town as well. The flame from senthir (small-sized oil lamp) lighting upon gorengan (deep fried foods such as tempe, tofu, etc.), various types of sate (skewered meal, usually of meat), the smell of burning charcoals competing with the fragrance of ginger, and pandan mats spread out next to the cart are the pillars that sustain the life of angkringan. Angkringan is what will make you want to return to Jogja to enjoy a little piece of boundless simplicity.
Shopping in Malioboro
Malioboro, a 1-km-long street, is the heart of the city of Jogja that keeps pumping up the sense of yearning into your whole body. Rows of tenants selling souvenirs, batik, and even antiques are some of the many things that spoil your eyes. This is the place where you can buy various stuffs without ever worrying of draining your pocket out of money. Shopping in Malioboro is more than just shopping. It is also a form of enjoying the existing romanticism. Rows of pedicab drivers, relentlessly offering their services and old andong (a type of horse cart) running back and forth have become inseparable parts of Malioboro. Those are why, for tourists and newcomers, Malioboro is a must-visit place. It is the history, tale and memory that will cling forever in the minds of those visiting Jogja.
Midnight Gudeg
Gudeg, a sweet-tasteful food made from young Jackfruit, becomes one of the signs implying that Jogja never sleeps. Every night at 9 pm, when many other shops have closed, sellers at gudeg tenants start to arrange the food on simple tables. Pandan mats are spread right outside the shops or on sidewalks that are resting from their daily services. A bunch of people waiting in line at night for a plate of gudeg to relieve their hunger is surely a sight that can only be found in Jogja.

Southern Square and Wedhang Ronde
Enjoying a bowl of warm wedhang ronde (hot beverage made of brewed ginger) while sitting on top of pandan mats is the thing that perfects your visit to the Southern Square. Colorful sparkles from various shaped odong-odong (custom made carts designed to carry passengers for entertainment purpose) circling the square, plus shouts of astonishment mixed with anger coming out from those who could not successfully walk through ringin kurung (twin banyan trees planted at the Southern Square) fuse into one perfect combination. If you have once stayed in Jogja, then you might at least have experienced that kind of situation and look forward to repeating it again someday.

Her Exotic Beaches
The Southern coast of Jogja is the paradise for those who admire the beauty of the ocean. Be it black or white, the sands blend with the clear sea water and gently caresses your feet. These exotic beaches have given you an escape from your works, papers, and your thesis that keep haunting you. It might have even been the place you want to be when you wished when you're feeling blue.

Her Sweet Sunset
The sun almost falls into its slumber, and Jogja is just a little bit quieter. The sky magically turns into something so romantic. Perhaps, sunset in Jogja is one of the sweetest goodbyes that have ever existed. At a moment like that, a smile so mesmerizing from a girl would make your heart pounds crazily and everything would be more perfect. I’ll tell you the best sunsets in Jogja :

Kalibiru

Climbing the hanging ladder leading to a pine tree on the edge of the ravine would allow you to see the unobstructed view of Menoreh Mountains. From the wooden board we can watch the sun riding on the clouds to return home. Its ray of lights reach out to the yellowing surface of the Earth, as if each of its every steps leaves a golden traces behind. Meanwhile, a serene lake is visible in the distance. Faithfully serving as a mirror for the sun to fit itself, the lake reflects the glow of the glittering ray. In Kalibiru, the serenity will expel any weariness. Enjoy every creeps of seconds as time would feel passing by so slowly. Forget the urban life for a while, leave the thoughts of the piling tasks, and enjoy the given view.

Glagah Beach

If you wish to see a dashing sunset, you should come to Glagah beach. The sound of the Southern sea waves colliding with hundreds of tetra pods will be the back sound for the drama where the bright blue sky turns to golden orange.

Pok Tunggal beach

Relishing the magnificence of Pok Tunggal beach would be incomplete if you havent set aside a little of your time to watch the sun sets behind the horizon. It is also fun to spend the night here in a tent, while savoring the sea breeze and waves, after appreciating the violet sundown.

Parang Endong Hill

Viewing the vast ocean stretches with its racing waves is the signature treat of the highland on Parang Endog hills yard. On this exact yard, the twilight view of the Southern sea is perfectly captured. People are sitting in silence, witnessing as the most romantic moments take place when the sun falls into the horizon’s embrace. Golden orange light takes over the sky, reflected by the sea and captured by the eyes. Indeed, it is hard to leave the place unless the darkness has completely swallowed the beauty and replace it with lamps and moon light.

Nglanggeran Pond

Rock hills and green valleys framing a tiny pond in the foot of the ancient volcano of Nglanggeran show the breathtaking view of twilight. The fascinating moving silhouettes vigorously fit themselves there, resembling a giant screen where the orange sky becomes the background. The twilight view belongs to the Nglanggeran Pond, an oasis in the middle of the barren limestone hills.

King Boko Palace

Visiting the King Boko Palace will bring us through a passage of time. The ruins of the magnificent palace built in the 18th century keep secret of the most beautiful sunset on Earth. Walking through the ruins and seeing the reflection of sun rays on what is used to be the bathing place for the princesses will bring us to a romantic yet mysterious tale. Enjoying the twilight sun seen through the gate is the climax of the expectation for the most beautiful sunset. Ah, how glorious the palace must have been in the past.

Ijo Temple

It is always nice to sit on the edge of Ijo Temples yard while watching as the sun falls slowly to the night. Twilight with the clear vast view of the Jogja city is dazzling. The city might feel somewhat boring sometimes, but at Ijo Temple it reincarnates as a remarkably alluring fair maiden. Meanwhile, the dashing silhouette of the hundreds-years-old construction in the back is the comfortable place where exhausted individuals, who escape from their tedious routine, could lean on.

Jogan Beach

Set up with a background of purple twilight sky staring off into the Indian Ocean, watching as Poseidon throws rolls of waves that seemed ready to devour, while behind our back we hear the deafening sound of a waterfall signifying the heavy fall of water. Such is the exotic sunset view at Jogan, a beach with a waterfall falling straight to the sea.

Prambanan Temple

Watching the silhouette of the 47-meters-tall Prambanan Temple exposed to the golden sun light is an exotic view. No wonder, foreign tourists love to see twilight here.

Parangtritis Beach

Parangtritis Beach is famous for its romantic sunset scenery. There are many activity you can do while watching sunset. Dont forget to bring your lover with you, because ‘the most beautiful sunset is when you have it with your beloved one and the most beautiful sunrise is quite the same said 
Galine Nelson.


Everything Is Cheap
For students, either university or high school, Jogja is a very friendly city. Not only becoming a second home that is convenient to many people, she has also become a good friend for those who do not have a lot of cash in their pocket. Jogja is an everything-is-cheap city that will not make you starve though your pocket money is not transferred timely. There are hundreds of burjo (a franchised food stall) that sell intel (indomie-telor, instant noodle with egg) and tante (indomie tanpa-telor, instant noodle without egg). There are also angkringan that can be found almost in every alley with nasi kucing (a tiny pack of rice with a portion that, many said, is only enough to feed a cat, hence the name nasi kucing-rice for cats), gorengan, and sate which are very tasty.

Coffee Shop And 24-Hour Cafe

Rows of countless coffee shops and 24-hours cafes have often witnessed lively chatters between groups of best friends that look a lot like a fellowship due to the high intensity of intimacy. These are the kind of place where same old jokes are told over and over again, and yet still have enough power to attract people's loud laugh. Perhaps you'd taken a girl you like and introduced her to your friends, before it turned out that she, in fact, had fallen in love with one of your very own buddies.

JOGJA IS HAPPY-GO-LUCKY

It is not exaggerating to say that Jogja is a happy-go-lucky city, where life goes on easily, unrushingly. The rhythm of life here is somewhat slower and calmer, but steady. You wouldn't need to set off much earlier to school or work-the streets are less crowded than other cities. You wouldn't need to rush, either, as this is not where you get military training. You would just need to do everything easily, normally.

JOGJA IS HOME TO EVERYONE, FROM THE CREATIVE, THE HYPERACTIVE, OR THE LESS ACTIVE ONES
Everyone, from whatever background, is welcomed with open arms in Jogja-from creative children capable of inventing new things, hyperactive children who cannot possibly sit still for just a minute, to those far less active. They will all be given a place of equal comfort and properness. Jogja welcomes everybody, with not a single exception. She is like a foster mother who educates her children to be independent persons. She will never force you to be a Jogjanese; you are the one who will happily take her as your second home as she made you feel accepted and appreciated.

Source :